Hari telah sore dan langit saat itu sedikit mendung, beberapa awan menggelantung di atas langit, meski tidak pekat namun membuat sore kian terlihat temaram. Lalu lalang kendaraan depan rumah kian rame saja, selain karena memang satu-satunya jalan raya penghubung Karangasem – Klungkung, hari-hari seperti ini memang banyak hilir mudik pengendara motor, kebanyakan diantaranya memakai pakaian adat Bali, hari itu memang salah satu hari raya besar yang dimiliki umat Hindu Bali yakni hari raya Kuningan.
Saya sudah siap dengan pakian adat dan tas berisi kamera yang diselempangkan di bahu sembari pamitan sama orang tua saya menghidupkan mesin motor. Saya memang sudah melakukan persembahyangan tadi pagi, dengan pakian adat ringan saya akan mengunjungi tradisi unik yang ada di Banjar Timbrah tepatnya di Pura Panti, Desa Paksebali, Klungkung. Tradisi heroic yang memang bertepatan dengan Kuningan. Mengingat jarak rumah ke Paksebali lumayan dekat jadi saya putuskan datang jam 5 sore, info yang saya dapat dari salah seorang teman upacara akan dimulai jam 6 sore. Ini waktu yang terbilang mempet, datang sedikit lebih awal akan sedikit menguntungkan, barangkali bisa menangkap hal-hal unik lain yang ada dalam tradisi tersebut.